NGAWI - Sudah menjadi kebiasaan selama ramadhan, sekelompok anak di Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi mengisi waktu untuk menunggu berbuka puasa dengan bermain meriam bambu. Lokasi permainan berada jalan desa atau sekitar lingkungan masjid setempat.
Di lokasi yang sudah ditentukan, masing-masing anak menyiapkan meriam bambu. Dalam permainan ini, mereka dibagi menjadi dua kelompok, dengan tetap menjaga jarak agar aman. Ketika semua meriam bambu sudah dibunyikan secara bergantian suasana akan menjadi meriah.
Suara dentuman dari meriam bambu terdengar bersahutan dan disambut suara sorakan teman yang lain. Semakin keras suara dentuman yang keluar maka anak-anak semakin bersorak kegirangan.
“Seru sekali pak. Ini setiap bulan puasa kalau ngabuburit adu Meriam,” jelas Rafael Saputra Graha kepada JTV, Sabtu (15/03/2025).
Meski sudah menjadi tradisi sejak dulu selama ramadhan. Namun, agar anak-anak tetap aman, dalam setiap permainan tersebut juga tetap ada pengawasan dari warga yang lebih dewasa.
“Tetap harus diawasi mas. Untuk antisipasi. Khawatirnya nanti ada kejadian yang fatal,” tegas Muhammad Riyadus Sholihin, warga setempat.
Bagi anak–anak warga Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Ngawi, permainan meriam sudah ada sejak lama. Permainan tradisional itu sering dilakukan saat bulan suci ramadhan. (ito/rok)
Di lokasi yang sudah ditentukan, masing-masing anak menyiapkan meriam bambu. Dalam permainan ini, mereka dibagi menjadi dua kelompok, dengan tetap menjaga jarak agar aman. Ketika semua meriam bambu sudah dibunyikan secara bergantian suasana akan menjadi meriah.
Suara dentuman dari meriam bambu terdengar bersahutan dan disambut suara sorakan teman yang lain. Semakin keras suara dentuman yang keluar maka anak-anak semakin bersorak kegirangan.
“Seru sekali pak. Ini setiap bulan puasa kalau ngabuburit adu Meriam,” jelas Rafael Saputra Graha kepada JTV, Sabtu (15/03/2025).
Meski sudah menjadi tradisi sejak dulu selama ramadhan. Namun, agar anak-anak tetap aman, dalam setiap permainan tersebut juga tetap ada pengawasan dari warga yang lebih dewasa.
“Tetap harus diawasi mas. Untuk antisipasi. Khawatirnya nanti ada kejadian yang fatal,” tegas Muhammad Riyadus Sholihin, warga setempat.
Bagi anak–anak warga Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Ngawi, permainan meriam sudah ada sejak lama. Permainan tradisional itu sering dilakukan saat bulan suci ramadhan. (ito/rok)