Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Sabtu, 15 Maret 2025, 15:55 WIB
Last Updated 2025-03-15T08:55:13Z
Tuban

Menelusuri Keindahan Masjid Goa Perut Bumi di Tuban


TUBAN - Pecinta wisata religi, belum afdol rasanya jika belum mengunjungi Masjid Aschabul Kahfi atau kerap dikenal dengan sebutan masjid perut bumi. Masjid untuk yang berlokasi di Kelurahan Gedongombo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, ini selalu ramai menjadi tujuan wisata religi.
 
Sesuai namanya, seluruh bangunan masjid berada sekitar dua puluh meter di bawah permukaan tanah atau tepatnya dalam sebuah gua alam. Namun tak perlu khawatir ambrol atau longsor, karena dinding dan atap goa telah diperkuat dengan  beton.
 
Untuk menghilangkan kesan seram, sejumlah lampu warna warni dipasang pada sudut dan atap gua. Bahkan kaligrafi dan hiasan batu marmer juga dipasang untuk menambah indah pemandangan.

Eksotisme masjid perut bumi mampu menyedot banyak pengunjung, terutama saat liburan atau pada bulan-bulan tertentu. Indahnya pemandangan bawah tanah dapat menjadi pelepas penat dan lelah selama menempuh perjalanan panjang.

Selain berdoa dan istighosah bersama, pengunjung juga bisa berfoto narsis bareng keluarga. Terdapat beberapa tempat indah untuk dijadikan spot foto.

“Gelap dan agak mistis, tapi karena diberi ornamen islami jadi tepat untuk ibadah. Selain arsiteknya beda dari masjid lainnya, lokasinya juga sangat luas, saya sampai lelah keliling,” ungkap Witra Adila Putri, pengunjung asal Lamongan.

Masjid perut bumi dibangun Haji Subkhan pada tahun 2002 silam. Sebelumnya, goa ini merupakan lokasi pembuangan sampah. Setelah dibersihkan, masjid kemudian dibangun secara bertahap hingga menjadi seperti sekarang.

“Almarhum menemukan goa ini yang dulunya adalah tempat pembuangan sampah. Sampah dibersihkan selama delapan belas bulan dan kemudian dibangun masjid ini,” ungkap Damar Joko, pengurus masjid perut bumi kepada JTV, Sabtu (15/03/2025).
 
Pada momen tertentu, dalam sehari pengunjung yang datang bisa mencapai tiga puluh bus rombongan. Mereka datang dari berbagai daerah di tanah air. Diantaranya Jawa Barat, Banten, Madura, hingga Sumatera. Bahkan, sejumlah turis asing juga sering berkunjung kesini.

“Pengunjung tidak hanya dari Indonesia. Pengunjung juga dari luar negeri. Ada dari Tiongkok, Taiwan, dan kemaren ada dari Jerman 11 orang. Tiketnya gratis, hanya bayar parker,” imbuh Damar.

Untuk tiket masuk, pengunjung hanya dikenakan parkir kendaraan dan mengisi kotak amal seikhlasnya. (dzi/rok)