Iklan Beranda

Sketsa Bengawan
Jumat, 18 April 2025, 10:16 WIB
Last Updated 2025-04-18T09:27:11Z
Edukasi | BudayaTubanViewerViral

Sedekah Bumi, Warga Tuban Beri Makan Kera dan Ikan Penunggu Sumber Mata Air


TUBAN - Pemandangan berbeda terlihat di sumber mata air atau sendang di Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Kamis (17/04/2025). Sumber mata air yang digunakan sebagai tempat wisata mendadak didatangi ratusan warga sekitar.

Pantauan JTV di lokasi, mereka datang membawa nasi berkat untuk diberikan kepada ikan dan kera penghuni sendang. Warga secara bergantian memberi makan ikan penghuni sendang, dengan cara melempar nasi ke dalam kolam. Kemudian warga juga memberi makan monyet dengan cara diletakkan di bawah pohon.

Acara sedekah bumi yang digelar setahun sekali ini diikuti oleh warga dari lima desa di sepanjang aliran sungai yang bersumber dari sendang setempat. Diantaranya warga Desa Bektiharjo, Prunggahan Wetan, Semanding, Prunggahan Kulon, dan Tegalagung.

Juru Kunci Sendang Bektiharjo, Hartono mengatakan, sedekah bumi dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan air yang sehari-hari mereka gunakan. Tak hanya untuk mengairi areal persawahan, air sendang widodaren juga digunakan warga untuk minum hingga memasak.

“Acaranya tasyakuran dan doa bersama. Selain itu ngasih makan ikan sama monyet. Harapannya semoga diberi panjang umur, sehat, rezeki banyak dan panen melimpah. Air dari sini dibuat kebutuhan warga mulai masak, pertanian, mandi dan minum,” ungkapnya.

Ritual diawali dengan doa bersama yang dipimpin juru kunci sendang. Selanjutnya, warga bertukar makanan yang dibawa dari rumah masing-masing untuk disantap bersama-sama.

“Setiap satu tahun sekali kesini datang bawa nasi sama jajan dan buah. Kemudian ditukar dan sebagian dikasihkan ikan dan monyet penghuni sendang,” jelas Ibu Sunarwi, warga setempat.

Sedekah bumi ini sudah menjadi tradisi turun temurun, yang digelar setiap tahun. Sementara untuk harinya dimulai dari hari pon, dan dilakukan secara bergantian dari lima desa sepanjang aliran sungai. (dzi/rok)